Kepada
Yang Mulia
SULTAN
SANJAR SALJUQI
Bismillahirahmanirrahim,
Semoga
Allah memberi anda kekuasaan dan sebuah kerajaan langit yang jika dibandingkan
kerajaan seluruh dunia menjadi tidak bererti. Batas-batas kerajaan duniawi tak
bisa meluas melebihi Timur dan Barat. Pada umumnya, hidup rata-rata seorang
manusia di atas planet ini tidak bisa melebihi batasan umur seratus tahun atau
sekitar ini. Kerajaan langit itu sedemikian luasnya sehingga seluruh dunia ini
tampak sebagai suatu butir debu saja bila dibandingkan dengannya.
Moga-moga
Yang Mulia berkenan. Saya menyedari bahwa seorang yang ambisius
sulit sekali untuk menjalani suatu kehidupan yang saleh. Kerana saya dapati
anda sebagai seorang yang sangat jujur dan hati-hati, maka saya berharap agar
anda bisa memperlakukan hal ini dengan kebijakan dan kebaikan anda sendiri.
Nabi kita S.A.W bersabda: “Sehari yang
dihabiskan oleh seorang raja yang taqwa untuk menyelenggarakan keadilan, setara
dengan enam puluh tahun yang dihabiskan oleh seorang suci untuk ibadah dan
solat.” Jika dunia ini dapat
dimisalkan sebagai suatu kendi (yang dibuat daripada emas) yang rapuh dan
lemah, sedangkan akhirat dapat dibandingkan dengan suatu kendi (yang terbuat
dari tanah) yang tidak boleh pecah lagi kekal abadi, maka tentulah orang-orang
bijaksana akan lebih menyukai yang kedua daripada yang pertama.”
Tapi kenyataannya malah kebalikannya. Dunia ini
adalah bagai kendi yang dibuat dari tanah, sementara akhirat adalah sebagai kendi
yang dibuat daripada emas. Tidakkah anda akan mengutuk ketololan seorang
manusia yang yakin bahawa yang pertama lebih unggul daripada yang kedua? Jika
anda menginginkan suatu kehidupan yang baik dan menambatkan harapan-harapan
manis. Anda di langit, maka satu hari dalam hidup Anda akan lebih berharga
daripada enam puluh tahun yang dihabiskan orang lain untuk ibadah. Dan Allah
pasti akan membukakan untuk anda sumber-sumber kebahagiaan yang sebelumnya
masih asing bagi anda.
Perlu Anda ketahui bahawa sekarang ini saya berumur
lima puluh tiga tahun. Empat puluh tahun daripadanya telah dihabiskan di
berbagai tempat kediaman yang damai dari para ulama terkenal yang kepada mereka
saya belajar sehingga orang mulai mengenal saya dan memahami perubahan di dalam
gagasan-gagasan saya.
Selama dua puluh tahun saya hidup di dalam
pemerintahan ayahanda raja yang telah berusaha melakukan apa saja yang bisa
diperbuatnya untuk menjadikan Isfahan dan Baghdad kota-kota yang paling maju di
dunia. Dalam beberapa kesempatan saya bertindak sebagai seorang duta besar,
mewakili ayahanda untuk istana Khalifah Abbasiyah Muqtadasr Billah.
Dengan segala cara berusaha menghilangkan kesalah
fahaman tertentu antara Kerajaan Seljuq dan kekhalifahan Annasiyyah. Saya
adalah pengarang tujuh puluh buku. Selama beberapa tahun saya tinggal dan
berdakwah di Makkah dan Jurusalem. Ketika saya mengunjungi makam Nabi Ibrahim
a.s dan membacakan fatihah di mazarnya (tempat penziarahan), dengan sepenuh
hati saya berjanji bahwa:
1. 1. Saya
tak akan lagi mendatangi istana seorang raja, tidak pula akan menerima sesutau
yang bersifat upah dari pemerintah-pemerintah dalam bentuk apapun, kerana
hal-hal seperti itu akan mengurangi nilai jasa-jasa yang saya sumbangkan kepada
masyarakat.
2. 2. Saya
tak akan melibatkan diri dalam segala sesuatu yang bisa memancing
pertikaian-pertikaian keagamaan.
Selama dua belas tahun terakhir ini, dengan sepenuh
hati saya telah setia terhadap janji yang saya buat di makam Hadrat Ibrahim a.s
itu. Sekarang saya menerima suatu pesan penting dari Yang Mulia, meminta saya
untuk mendatangi istana Anda. Oleh kerana itu untuk memenuhi perintah Anda,
saya telah tiba di Masyhad Radha dalam perjalanan ke ibukota. Tetapi kemudian
suatu fikiran lain yang timbul, juga sehubungan dengan janji keagamaan yang
telah mengikat diri saya sebagaimana tersebut di atas, saya telah mengambil
keputusan untuk membatalkan kunjungan yang telah saya niatkan itu.
Saya hanya bisa mohon kepada Yang Mulia untuk
mempertimbangkan hak saya demi memenuhi suatu janji keagamaan, dan agar saya
tidak perlu menderita hanya kerana saya telah berusaha berlaku jujur.
Jika boleh saya berikan bimbingan, saya fikir Anda
seharusnya berusaha menahan diri untuk tidak memaksa saya mendatangi istana
Anda, dan Anda pun tentunya tak menghendaki saya melakukannyadengan
memperkosakan janji saya. Hal itu akan membuat saya tak pantas mendapatkan
penghargaan Anda.
Akhirulkalam, dengan rendah hati saya mohon agar Yang Mulia
dengan senang hati mengizinkan saya untuk kembali ke kota asal saya Thus,
kerana dengan tindakan yang sangat baik itu Tuhan akan memberikan Anda ganjaran
dunia yang tak ada habisnya, baik di dunia mahupun di akhirat, dan mengangkat Anda
di akhirat nanti ke tingkatan Sulaiman Yang Agung, seorang Nabi yang sekali gus
juga seorang raja yang masyhur.
Duli Tuanku,
Al-Ghazali
Petikan dari buku S.H ALATTAS tahun 1987 "Challenger" Siapa Lawan Siapa?
No comments:
Post a Comment