Chat with Us LIVE!

Tuesday 8 January 2013

Surat Imam Al-Ghazali Untuk Raja






Kepada Yang Mulia
SULTAN SANJAR SALJUQI

Bismillahirahmanirrahim,

Semoga Allah memberi anda kekuasaan dan sebuah kerajaan langit yang jika dibandingkan kerajaan seluruh dunia menjadi tidak bererti. Batas-batas kerajaan duniawi tak bisa meluas melebihi Timur dan Barat. Pada umumnya, hidup rata-rata seorang manusia di atas planet ini tidak bisa melebihi batasan umur seratus tahun atau sekitar ini. Kerajaan langit itu sedemikian luasnya sehingga seluruh dunia ini tampak sebagai suatu butir debu saja bila dibandingkan dengannya.

Moga-moga Yang Mulia berkenan. Saya menyedari bahwa seorang yang ambisius sulit sekali untuk menjalani suatu kehidupan yang saleh. Kerana saya dapati anda sebagai seorang yang sangat jujur dan hati-hati, maka saya berharap agar anda bisa memperlakukan hal ini dengan kebijakan dan kebaikan anda sendiri. Nabi kita S.A.W bersabda: “Sehari yang dihabiskan oleh seorang raja yang taqwa untuk menyelenggarakan keadilan, setara dengan enam puluh tahun yang dihabiskan oleh seorang suci untuk ibadah dan solat.” Jika dunia ini dapat dimisalkan sebagai suatu kendi (yang dibuat daripada emas) yang rapuh dan lemah, sedangkan akhirat dapat dibandingkan dengan suatu kendi (yang terbuat dari tanah) yang tidak boleh pecah lagi kekal abadi, maka tentulah orang-orang bijaksana akan lebih menyukai yang kedua daripada yang pertama.”

Tapi kenyataannya malah kebalikannya. Dunia ini adalah bagai kendi yang dibuat dari tanah, sementara akhirat adalah sebagai kendi yang dibuat daripada emas. Tidakkah anda akan mengutuk ketololan seorang manusia yang yakin bahawa yang pertama lebih unggul daripada yang kedua? Jika anda menginginkan suatu kehidupan yang baik dan menambatkan harapan-harapan manis. Anda di langit, maka satu hari dalam hidup Anda akan lebih berharga daripada enam puluh tahun yang dihabiskan orang lain untuk ibadah. Dan Allah pasti akan membukakan untuk anda sumber-sumber kebahagiaan yang sebelumnya masih asing bagi anda.

Perlu Anda ketahui bahawa sekarang ini saya berumur lima puluh tiga tahun. Empat puluh tahun daripadanya telah dihabiskan di berbagai tempat kediaman yang damai dari para ulama terkenal yang kepada mereka saya belajar sehingga orang mulai mengenal saya dan memahami perubahan di dalam gagasan-gagasan saya.

Selama dua puluh tahun saya hidup di dalam pemerintahan ayahanda raja yang telah berusaha melakukan apa saja yang bisa diperbuatnya untuk menjadikan Isfahan dan Baghdad kota-kota yang paling maju di dunia. Dalam beberapa kesempatan saya bertindak sebagai seorang duta besar, mewakili ayahanda untuk istana Khalifah Abbasiyah Muqtadasr Billah.

Dengan segala cara berusaha menghilangkan kesalah fahaman tertentu antara Kerajaan Seljuq dan kekhalifahan Annasiyyah. Saya adalah pengarang tujuh puluh buku. Selama beberapa tahun saya tinggal dan berdakwah di Makkah dan Jurusalem. Ketika saya mengunjungi makam Nabi Ibrahim a.s dan membacakan fatihah di mazarnya (tempat penziarahan), dengan sepenuh hati saya berjanji bahwa:

1. 1.    Saya tak akan lagi mendatangi istana seorang raja, tidak pula akan menerima sesutau yang bersifat upah dari pemerintah-pemerintah dalam bentuk apapun, kerana hal-hal seperti itu akan mengurangi nilai jasa-jasa yang saya sumbangkan kepada masyarakat.
2.   2.   Saya tak akan melibatkan diri dalam segala sesuatu yang bisa memancing pertikaian-pertikaian keagamaan.

Selama dua belas tahun terakhir ini, dengan sepenuh hati saya telah setia terhadap janji yang saya buat di makam Hadrat Ibrahim a.s itu. Sekarang saya menerima suatu pesan penting dari Yang Mulia, meminta saya untuk mendatangi istana Anda. Oleh kerana itu untuk memenuhi perintah Anda, saya telah tiba di Masyhad Radha dalam perjalanan ke ibukota. Tetapi kemudian suatu fikiran lain yang timbul, juga sehubungan dengan janji keagamaan yang telah mengikat diri saya sebagaimana tersebut di atas, saya telah mengambil keputusan untuk membatalkan kunjungan yang telah saya niatkan itu.

Saya hanya bisa mohon kepada Yang Mulia untuk mempertimbangkan hak saya demi memenuhi suatu janji keagamaan, dan agar saya tidak perlu menderita hanya kerana saya telah berusaha berlaku jujur.

Jika boleh saya berikan bimbingan, saya fikir Anda seharusnya berusaha menahan diri untuk tidak memaksa saya mendatangi istana Anda, dan Anda pun tentunya tak menghendaki saya melakukannyadengan memperkosakan janji saya. Hal itu akan membuat saya tak pantas mendapatkan penghargaan Anda.

Akhirulkalam, dengan rendah hati saya mohon agar Yang Mulia dengan senang hati mengizinkan saya untuk kembali ke kota asal saya Thus, kerana dengan tindakan yang sangat baik itu Tuhan akan memberikan Anda ganjaran dunia yang tak ada habisnya, baik di dunia mahupun di akhirat, dan mengangkat Anda di akhirat nanti ke tingkatan Sulaiman Yang Agung, seorang Nabi yang sekali gus juga seorang raja yang masyhur.


Duli Tuanku,
Al-Ghazali


Petikan dari buku S.H ALATTAS tahun 1987 "Challenger" Siapa Lawan Siapa?

No comments:

Post a Comment

A Closer Look.

Translate